Sabtu, 23 April 2011

my first short story "aku benci sang matahari"

Diposting oleh lukita kemala di 22.44


Aku Benci
Sang Matahari!!!
                                    Story by Lukita Kemala

Krinnggg!!!!! Bunyi alarm itu memecah kenyamanan tidurku, Segera aku meraihnya dan mematikannya.Tak ada niat bagiku untuk segera bangun dan melaksanakan aktivitas di pagi hari,kembali kutarik selimutku dan kembali tertidur.Beberapa menit kemudian aku merasakan tangan kecil dan hangat memeluk tubuhku,aku segera menoleh dan melihat adikku menangis memelukku.
“ka...mama mana??”
Aku segera duduk darii posisi tidurku dan mengusap kepala kecilnya.
“yuk kita turun,kita makan terus mandi,gimana..??”
Adikku mengangguk dan aku segera menggendongnya.
Aku menuruni tangga dan melihat bagian rumahku yang sangat sepi dan dingin.Aku membuka pintu kamar orangtuaku dan melihat tempat tidurnya rapi dan bersih,aku membanting pintu kamar orangtuaku sampai-sampai adikku pun kaget mendengarnya.
Segera aku dan adikku berjalan menuju dapur dan melihat bibi yang sedang mencuci pakaian.Aku menyalakan kompor dan memesaki mie instant untuk adikku.
“ka..kepala aku sakit..”
Aku melihat adikku dan menegurnya.
“kamu gak boleh manja,sekarang makan dan segera kembali ke kamar kamu.setelah itu terserah kamu mau lakuin apa disana,ngerti??”
Adikku tertunduk dan segera melanjutkan memakan mie instantnya.Setelah aku dan adikku mandi aku bergegas pergi kuliah dan meninggalkan adikku bersama bibi di rumah.
Seharian aku tak dapat berkonsentrasi dan serius dalam mata plajaran kuliahku.Aku memikirkan kemana orangtuku semalam.
Aku tahu ayah dan ibuku tidak ada di rumah sejak tadi malam.
Memang beberapa bulan ini orangtuaku sedang mengalami masalah.
Ayahku sering sekali tidak pulang ke rumah dan membuat ibu frustasi,ia juga jadi jarang ada di rumah dan mencari kesenangan di luar rumah bersama teman-temannya
meninggalkan aku dan adikku di rumah.
Aku benci setiap hari harus mendengarkan pertengkaran ayah dan ibuku,kemudian di akhiri dengan kepergian mereka dari rumah meninggalkan aku dan adikku.
Aku benci sang matahari yang datang dan pergi dengan cepatnya membawa hari yang membawa kerusakan pada keluargaku.
Contohnya saja sejak pertengkaran ayah dan ibuku beberapa minggu yang lalu ayah sering mengambil tugas keluar kota dan ibu selalu sibuk dengan kegiatan bersenang-senangnya bersama teman-temannya.
        “Sheila..!!,ada apa denganmu?..dari tadi ibu perhatikan kau melamun saja..!!Apa kau ada masalah dan harus pergi??”
Kata-kata dosen memecahkan lamunanku,Aku mengangguk dan meminta izin untuk pulang.
Aku tidak langsung pulang,aku mampir ke mall untuk membeli makanan untuk adikku.
Aku langsung menuju sebuah restoran di mall tersebut dulu restoran tersebut adalah restoran favorit tempat aku bersama keluargaku,tapi itu dulu..itu dulu.
Aku menhela nafas dan segera memasuki restoran tersebut.
Aku memesan 3 porsi makanan,untukku,adikku,dan bibi.
Saat aku menunggu pesananku datang,aku mengitarkan pandanganku ke sekeliling restoran untuk mengenang tempat yang berkesan itu.
Pandanganku terhenti saat aku menemukan sesosok pria yang sepertinya akui kenal.
Ya,tentu saja aku kenal dia.Dia ayahku,yang sedang bercengkrama dengan seorang wanita muda.
Aku segera menghampirinya,ayahku sangat terkejut melihatku berjalan kearahnya.
Setelah berada di hadapannya aku menatap ayah dengan tatapan marah.
        “apa yang ayah lakukan disini??ayah bilang ayah pergi keluar kota untuk urusan pekerjaan.apa yah??knapa ayah tega berbuat kayak gini ke sheila dan ade??”
Aku hendak pergi tapi ayah menarik tanganku.
        “Sheila,kamu harus ngerti kenapa ayah kayak gini.Ayah sudah tidak tahan berada di rumah sayang.”
Aku menangis mendengarnya,aku tahu itu bukan ayahku yang dulu.
        “Kenapa aku yang harus ngerti ayah??kenapa ga ayah yang ngertiin aku??untuk aku ma raka yah..”
Makanan yang aku pesan pun datang,aku segera mengambilnya dan pergi sambil menangis.Ayah hendak mengejarku tetapi aku berlari sekuat tenaga.Aku tidak ingin melihat ayahku lagi,aku sangat membencinya.

Hari sudah mulai gelap saat aku dalam perjalanan pulang.
Apa yang kubilang matahari dengan cepatnya membuat hariku hancur dan mengubah ayahku menjadi orang lain.
Dan sekarang ia pergi begitu saja.
Sesampainya di rumah aku membuka pintu dan melihat rumahku dalam keadaan gelap dan sepi.Aku menbuka sepatu dan menaruh tasku di sofa.
Aku berjalan ke arah kamar adikku dan membuka pintu,tetapi kamarnya kosong.
Aku berjalan kearah dapur sambil membawa makanan yang tadi aku beli.
        “Raka..!!!”
Aku menjatuhkan makanan krtika melihat Raka pingsan didepan lemari es yang terbuka,ia memegangi perut dan dari hidungnya mengelurakan darah.
        “Bibi...bi..bi Sumi..!!”
Tak ada jawaban,aku berlari ke kamarnya dan menemukan kamar bisumi kosong tanpa barangnya satupun.
Aku menangis sekuat tenaga,bi Sumi pasti tidak tahan bekerja di rumahku dan memutuskan untuk pulang kampung.
Aku bergegas lari ke dapur dan menggendong raka ke dalam mobil.Aku segera membawa Raka ke rumah sakit.
Begitu sampai ke rumah sakit raka langsung dii larikan ke ruang UGD.
Sambil menunggu aku berfikir,Raka pasti tiidak makan siang dan kelaparan.
Aku sangat menyesal tidak menemaninya di rumah.
Akhirnya dokter yang merawat raka keluar ruangan dan segera menghampiriku.
Ia menatapku dengan tatapan sedih...dan memberitahuku bahwa Raka mengidap kangker otak yang sudah cukup parah.
Aku terkejut mendengarnya,Akupun langsung menangis.
Aku baru sadar mengapa Raka selalu mengeluh kalau kepalanya pusing.
Dokter berkata bahwa umur raka sudah tidak lama lagi,ia memerintahkan ku untuk menghubungi orangtuaku.
Aku kembali menangis sekuat tenaga,Kenapa ini terjadi padaku dan keluargaku.
Aku juga sedih sekali karna pada saat seperti ini ayah dan ibiku tak ada bersamaku.
Aku menjaga Raka untuk beberapa hari di rumah sakit.
Seperti biasa aku membenci sang matahari yang dengan cepatnya datang dan pergi membawa umur raka yang sudah tidak lama lagi.
Setilah 3 hari barulah ayah dan ibu datang ke rumah sakit.
Dalam hatiku aku bertanya.
        “kemana saja mereka??Apa yang mereka pikrkan dan kerjakan sehingga baru datang??”
Ibu segera menghampiri aku dan hendak memelukku tetapi aku mengelak.
        “kemana saja kalian??Keadaan seperti ini kah yang kalian inginkan??menunggu korban baru kalian sadar??”
Ayah dan ibuku hanya bisa terdiam.

Beberapa saat kemudian dokter yang merawat Raka berlari memasuki ruang UGD bersama beberapa perawat.
Aku berdiri ketakutan,aku takut terjadi sesuatu pada raka.
Tak lama kemudian dokter pun keluar dan memelukku.
Ia menjelaskan keadaan raka kritis.
Dokter pun menjelaskan bahwa Raka ingin bertemu denganku.
Akupun bergegas memasuki ruangan dan melihat Raka yang terbaring lemah dan di kelililngi alat2 medis.
Aku menghampiri Raka,Rakapun tersenyum memandangku.
        “kakak...”
Aku membalas senyumnya.
        “ya sayang”
Dengan terbata-bata ia mencoba berbicara padaku.
        “kemarin aku lapaaar ka,makanya aku nyari makan..tapi tiba2 aku pusing..semuanya jadi gelap deh.Kakak ga marah kan?”
Mendengarnya membuatku menangis.
        “gapapa sayang,Raka yang kuat ya..Raka jangan tinggalin kaka sendiri di rumah”
Rakapun mengangguk,tetapi setelah itu keadaannya memburuk.
Suster mempersilahkan ku keluar ruangan.
Aku sangat ketakutan,Aku takut sesuatu yang buruk terjadi pada raka.
Tak lama dokter pun keluar ruangan dengan ekspresi wajah yang tidak kusuka.
Ia mendekatiku dan memelukku.
Ia menjelaskan bahwa Raka sudah pergi meninggalkanku.
Aku menangis sekuat tenaga..aku tak percaya Raka pergi di umurnya yang masih sangat kecil.
Aku tak  kuasa menahan air mataku yang terus menerus mengalir.

Beberapa hari setelah Raka dimakamkan,aku berjiarah kesana.
Aku melihat makam kecil dengan nama adikku terpahat di nisannya.
Aku mencium nisannya dan memberikan taburan bunga di atasnya.
Cuaca panas hari itu. Terik matahari sangat kuat menyenat.
Dalam hati aku berkata.
        “Matahari...aku tidak sungguh-sungguh membencimu. Aku hanya iri padamu,aku iri dengan keabadianmu yang sangat berguna bagi seluruh manusia. Mungkin aku bodoh sudah membencimu. Mulai sekarang kau akan menjadi saksi hidupku,
yang akan kujalani dengan ibu dan ayah, juga raka yng ada di alam sana.”
Kembali kucium nisan raka dan pergi.


-SELESAI-

0 komentar:

 

LULULICIOUS Copyright © 2011 Design by ariekemal ariedesign | arie kemal